Tak Hanya Legen, Siwalan Jadi Primadona Baru Oleh-Oleh Khas Tuban

23 June, 2025
JURNAL PAPAR, Tuban – Di deretan kios berwarna hijau di sepanjang Jalan Tuban–Babat, Kecamatan Semanding, tampak seorang pria paruh baya tengah sibuk mengupas buah berkulit cokelat muda. Ia adalah Gaguk, pria berusia sekitar 50 tahun yang telah puluhan tahun menggantungkan hidup dari hasil panen buah siwalan.

Saat itu, Gaguk sedang mempersiapkan ratusan biji siwalan untuk dikirim ke luar kota. Buah siwalan, atau yang juga dikenal sebagai buah lontar, merupakan salah satu komoditas lokal andalan Tuban yang tetap diminati hingga kini. Dalam satu hari panen, Gaguk bisa menjual hingga 2.000 biji melalui kiosnya, dengan harga berkisar Rp5.000 hingga Rp10.000 per biji.

Tak hanya laris di pasar lokal, buah manis dan menyegarkan ini juga telah menembus pasar luar kota, seperti Situbondo, Jakarta, hingga Bandung. “Yang paling banyak dikirim ke Situbondo, bisa sampai 500 biji,” ujar Gaguk sambil tetap mengupas siwalan dengan cekatan.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, buah siwalan yang dikirim ke luar kota bahkan telah masuk ke jaringan ritel modern seperti Indomaret. Buah yang telah dikupas dan siap santap itu dikemas dalam kotak plastik berisi es batu agar tetap segar saat tiba di tangan pembeli.

Selain dikonsumsi langsung, siwalan juga sering diolah menjadi minuman segar, salah satunya es dawet siwalan yang cukup populer. Menariknya, pemasaran kini tak lagi hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut, melainkan juga melalui media sosial seperti TikTok yang membantu menjangkau pasar yang lebih luas.

Pohon siwalan tumbuh secara bergerombol dan umumnya menjadi kepemilikan bersama warga. Hasil panennya kemudian dijual melalui kios-kios di sepanjang jalan tersebut. Praktik saling membantu antar pedagang juga menjadi hal lumrah; jika salah satu pedagang kehabisan stok, pedagang lain akan berbagi, dan pembayaran bisa dilakukan kemudian.

Selain legen, siwalan telah menjadi oleh-oleh khas Tuban. Buah yang kaya air dan bercita rasa manis ini mudah ditemukan, terutama di daerah Semanding, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner dan agrikultur masyarakat Tuban.