Ciblon, Permainan Air Tradisional yang Kembali Hidup di Tengah Era Digital

14 June, 2025

JURNAL PAPAR, TUBAN – Goa Ngerong, Jumat siang (13/6/2025), kembali bergemuruh. Bukan hanya oleh aliran airnya, tetapi oleh tawa dan tepuk tangan riuh warga yang memadati kawasan wisata alam tersebut. Untuk keempat kalinya, lomba ciblon kembali digelar sebagai bagian dari perayaan Hari Jadi ke-80 Desa Rengel.

Ciblon, permainan air tradisional khas masyarakat Jawa terutama warga Rengel dimainkan dengan menepuk permukaan air secara ritmis hingga menghasilkan suara menyerupai alat musik tradisional. Permainan ini menjadi hiburan rakyat yang penuh keceriaan dan kekompakan.

Saat lomba dimulai, puluhan tangan terangkat, air muncrat ke udara, dan sorak sorai pun pecah. Gelak tawa bergema di antara cipratan air, membentuk harmoni yang menyatu dengan suasana alami Goa Ngerong.

“Seru, Mas! Kami dari kecil sudah biasa main ciblon kalau mandi di kali. Sekarang dilombakan, jadi terasa nostalgia, tapi rame-rame,” ujar Fadhil, peserta dari RW 04, sambil menyeka wajahnya yang basah kuyup.

Lebih dari sekadar lomba, ciblon membawa pesan kebersamaan dan pelestarian budaya. Tradisi ini bukan hanya menyatukan warga lintas usia, tetapi juga mengingatkan kembali akan pentingnya menjaga kearifan lokal di tengah arus budaya digital.

“Ini bukti bahwa permainan tradisional masih punya tempat di hati masyarakat. Kami ingin generasi muda tahu bahwa bermain tak melulu soal gawai,” ujar Ketua Panitia Lomba, Suparlan.

Perayaan di Goa Ngerong bukan sekadar ajang nostalgia, melainkan panggung di mana masa lalu dan masa kini bertemu. Dalam riak air yang berbunyi, dalam tangan-tangan yang menari di atas permukaan kali, dan dalam semangat warga yang tak lekang oleh waktu.