UNESA Mulai Rintisan Desa Pancasila: Merawat Toleransi dari Akar Rumput

04 June, 2025

JURNAL PAPAR, SIDOARJO – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) resmi membuka program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Tujuh Rintisan Desa Pancasila di Balai Desa Watutulis, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, Minggu (1/6). Pembukaan ini menandai langkah strategis Unesa dalam memperkuat nilai-nilai toleransi dan nasionalisme dari lapisan masyarakat paling bawah: desa.

Program ini tak sekadar rutinitas akademik. Di tengah menguatnya polarisasi sosial dan ancaman intoleransi, Unesa mengambil peran konkret: menghidupkan nilai-nilai Pancasila melalui edukasi, pelatihan, dan kegiatan kebudayaan di tujuh desa terpilih di Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, dua desa di Ngawi, dan Magetan.

“Toleransi dan gotong royong tidak cukup dibahas di ruang kelas. Harus hidup di masyarakat, dimulai dari desa. Kalau desa kuat, Indonesia akan kokoh,” tegas Bambang Sigit Widodo, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi, dan Science Center Unesa, dalam sambutannya.

Bambang menekankan bahwa Pancasila bukan hanya semboyan, tapi harus membumi lewat aksi nyata. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk implementasi nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian.

Ketua PKM Rintisan Desa Pancasila, Jauhar Wahyuni, menjelaskan bahwa desa-desa yang dipilih memiliki latar belakang masyarakat yang majemuk—agama, suku, hingga budaya.

“Kami tidak hanya datang untuk memberi pelatihan, tapi juga untuk belajar bersama masyarakat. Kami ingin hadir di desa-desa yang mungkin menghadapi potensi gesekan sosial karena perbedaan,” katanya.

Kegiatan pembukaan berlangsung meriah. Diawali senam pagi bersama, dilanjutkan lima game kebangsaan seperti menyusun potongan UUD 1945 dan kuis interaktif Pancasila. Tak ketinggalan, penampilan seni tradisional dari warga desa menambah semarak acara.

Salah satu warga Watutulis, Winarti, merasa kegiatan ini menyegarkan wawasan dan membangkitkan semangat gotong royong. “Seru dan bermakna. Jadi lebih paham soal Pancasila. Semoga kegiatan ini terus berlanjut,” ucapnya.

Program ini juga menghadirkan talkshow bertema “Pembekalan Kewaspadaan Sosial sebagai Penguatan Asta Cita dan Karakter Pancasila” dengan narasumber akademisi Iman Pasu Purba, membahas tantangan disinformasi dan polarisasi ideologis di tingkat lokal.

Kegiatan PKM Rintisan Desa Pancasila akan terus bergulir sepanjang Juni 2025, berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui dialog lintas iman, pelatihan UMKM berbasis kearifan lokal, dan literasi ideologis yang bersumber dari semangat Pancasila.

Dengan langkah ini, Unesa menegaskan posisinya sebagai kampus pelopor perubahan sosial, membuktikan bahwa perguruan tinggi tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga merawat fondasi kebangsaan dari lapisan paling dasar: desa.