Pelukis Cilik Sanggar Daun Gresik Pamerkan 14 Karya di Balai Pemuda Surabaya

28 July, 2025

SURABAYA, JURNAL PAPAR - Melukis salah satu sarana yang penting untuk mengasah kemampuan anak menjadi lebih kreatif dan inovatif. Bahkan dalam berbagai penelitian ilmiah, strategi pembelajaran seni lukis yang efektif terbukti dapat meningkatkan imajinasi, ekspresi dan kreativitas anak-anak.

Pelukis cilik binaan Sanggar Daun Gresik Azzahra Adiva Myesha Khairunnisa (6) menggelar pameran tunggal bertema Dunia Azzahra dengan memamerkan 14 karya lukisnya di Galeri Merah Putih kompleks Balai Pemuda, Surabaya Minggu, 27 Juli 2025 dibuka oleh Mayjen TNI Purnawirawan Hari Krisnomo, pecinta seni, kolektor yang sudah terkenal di dunia seni lukis.

Kurator sekaligus pendiri Sanggar Daun Arik S Wartono mengatakan Total ada 14 karya Azzahra Adiva yang dipamerkan. Yang terbesar berukuran 100x150 cm (ada 3 karya), dan yang terkecil sebuah karya lukisan cat air, spidol dan akrilik di atas kertas A3 dengan judul Pagi di Sawah tahun 2024 yang mendapat penghargaan internasional.

"Salah satu lukisan yang ikut di pamerkan berjudul pagi di Sawah telah mendapatkan penghargaan internasional dalam sebuah ajang kompetisi seni lukis anak internasional: Picasso an International Art Contest, Category Creative Brilliance 2025 (Gold Artist), Maret 2025," katanya.

Kurator kelahiran Gresik ini menjelaskan sejak bergabung pada November 2024 lalu, kemampuan Azzahra Adiva memiliki bakat dan gairah melukis yang kuat.

"Ia mampu mengeksplorasi imajinasi dengan produktivitas yang tinggi, sehingga hanya dalam waktu 10 bulan telah menghasilkan tak kurang dari 5 karya media cat akrilik dan spidol di atas kanvas  berukuran lebih dari 1 meter, dan puluhan karya di bawah ukuran 1 meter," ujar Arik.

Pada pameran ini, lanjut Arik, Azzahra Adiva menyuguhkan gagasan yang lugas khas dunia anak, menghadirkan dunia bawah tanah yang penuh misteri dan keajaiban. Tiga peri detektif yang cerdik dan kucing malang yang terperangkap menjadi fokus utama, sementara serangga di sekitarnya menambah dinamika visual yang kaya.

"Poster pameran tunggalnya perdana ini berjudul Penyelidikan Kasus Bawah Tanah, dengan cat akrilik dan spidol di atas kanvas, 50x50 cm, 2025. Karya ini memancarkan energi kreatif yang dinamis dan imajinatif. Dengan dominasi background warna hijau cerah di atas teknik cipratan transparan warna hijau yang lebih gelap," terang Arik.

Lalu dari segi teknis, karya ini menunjukkan kemampuan Azzahra Adiva dalam mengolah warna dan bentuk dengan spontan dan ekspresif. Sketsa spontan menggunakan spidol dan goresan kuas tanpa ragu menggunakan warna-warna cerah menciptakan kesan yang dinamis dan penuh energi. 

"Komposisi yang seimbang dan harmonis menunjukkan kemampuannya dalam mengatur elemen-elemen visual dengan baik," ungkap Arik S Wartono.

Sementara itu, Sri Hartati orang tua pelukis cilik Azzahra Adiva mengatakan sejak usia balita memang telah menjadikan tembok dan lantai serta segala perabot di rumahnya sebagai media berkarya yang mungkin saat itu orang awam salah menafsir sebagai aktivitas corat-coret yang tak bernilai apapun, bahkan mungkin malah dianggap gangguan visual, padahal itu merupakan periode awal ekspresi artistik dan kreativitas anak.

"Setelah mencari beberapa Sanggar seni, akhirnya bertemu dengan Sanggar Daun yang bisa mengeksplor potensi melukis Azzahra. Di sini, teknik menggambar bisa di dapatkan anak kami. Dan Alhamdulillah sering mendapatkan penghargaan internasional dan hari ini bisa pameran tunggal," katanya.****