Penjelajah Belanda Ungkap Tradisi Ksatria “Senenan” di Tuban, Warganet Soroti Minimnya Dokumentasi

04 June, 2025

JURNAL PAPAR, TUBAN – Unggahan akun Instagram @teropong_sejarah kembali mengangkat sisi kejayaan masa lalu Tuban, Jawa Timur. Dalam catatan ekspedisi Tweede Schipvaert, para pelaut Belanda seperti Laksamana Jacob Van Neck dan Van Warwijck mencatat kekaguman mereka terhadap Kerajaan Tuban, termasuk sebuah tradisi ksatria bernama “Senenan”.

Tradisi Senenan merupakan ajang ketangkasan menunggang kuda sambil membawa tombak, yang dilakukan dua orang peserta secara berhadapan. Pertunjukan ini mirip dengan “Steekspel” atau “Jousting” yang lazim ditemukan di Eropa, di mana dua ksatria berbaju zirah berlomba menjatuhkan lawan dari atas kuda. Di Jawa, pertunjukan ini biasanya digelar pada hari Senin karena itu dinamai “Senenan”.

Catatan mengenai tradisi serupa juga muncul dalam kisah Hang Tuah. Disebutkan bahwa pada masa Majapahit, pertandingan tombak di atas kuda kerap digelar di Alun-alun Kerajaan setiap Minggu sore.

Sejumlah warganet turut merespons unggahan tersebut dengan tanggapan yang menyoroti kemungkinan tradisi ini juga hadir di kerajaan lain. Akun @wahyunurs30 menulis,

"Sepertinya di semua kerajaan-kerajaan klasik ada pertunjukan seperti yang dilakukan Tuban deh, min. Selain pertunjukan juga bisa untuk latihan ketangkasan."

Sementara itu, akun @satriaangga27 menyayangkan minimnya dokumentasi visual dari tradisi ini.

"Sayangnya, yang terdokumentasi baik itu di Tuban, semoga kelak ditemukan dokumentasinya."

Pengamat sejarah menilai bahwa Senenan menjadi bukti tingginya nilai budaya dan sistem militer kerajaan-kerajaan di Nusantara. Meski minim dokumentasi, catatan bangsa asing seperti Belanda menjadi salah satu sumber penting dalam menelusuri jejak kejayaan lokal.

Saat ini belum diketahui apakah tradisi Senenan masih dilestarikan dalam bentuk lain. Namun, dorongan publik dan komunitas sejarah diharapkan dapat membuka peluang rekonstruksi budaya ini di masa mendatang.