Karangsari Bukan Karangsampah (Seri 5)

Muara lautan sampah di Karangsari, Kecamatan Tuban (Photo : Yulian Ibra- Jurnal Papar)

Yulian Ibra

Paparan Khusus

07 July, 2025

JURNAL PAPAR, Tuban - Ketika hujan mulai mereda, saya berjalan di bibir kanal sembari memperhatikan seorang nelayan yang menguras perahunya sembari merenungkan apa yang saya temukan tadi di pabrik pengolahan ikan. Baca di sini jika belum.

'Duk'

Suara batang pohon yang membentur perahu nelayan itu. Seakan teriak "minggir, saya mau lewat bersama pasukan saya." Saya telat menyadari jika volume air naik. Pasukan yang dimaksud oleh pohon itu adalah sampah dari atas. Spontan saya berteriak, "gila" ! Jika bisa, saya ingin mengiringi parade sampah tadi dengan lagu Maju Tak Gentar karya Cornel Simanjuntak.

Ini adalah pertama kalinya saya menyaksikan banjir di kali dengan prajurit sampah yang gagah mengambang di air. Mereka berwarna-warni, jelas itu sampah baru. Mencolok di antara banjir kali yang keruh. Saya langsung merasa gelisah, ini sudah tidak benar. Saya yang sering mengabaikan soal sampah plastik merasa terpukul.

Seperti Tuhan sedang kasih pukulan kepada saya.

Mata saya melongo sambil mulut ini tidak bisa berhenti mengoceh. Jelas, kepala saya makin pusing. Saya tidak tahu marah ini saya tujukan kepada siapa. Anda sudah tahu, hilir kali itu adalah laut. Saya menyaksikan dengan mata saya, bagaimana sampah terbenam di laut untuk pertama kalinya. Terdengar berlebihan, tapi iya, saya sejak kecil tidak pernah melihat muara seperti ini.

Jelas, sampah yang hanyut bukan tanggung jawab warga Karangsari saja. Mereka hanya kena imbas karena itu wilayah tinggal mereka. Namun, sampah yang Anda buang di Jembatan Merik juga ikut hanyut ke laut. Di wilayah Desa Karangsari ini.

Ketika saya mengomel, Dwi dan satu warga lainnya hanya tersenyum lebar sambil bilang "ya, begini mas kalau sedang hujan lebat." Ia masih bisa berkelakar soal ular yang akan muncul ketika hujan seperti ini. Seakan mereka sudah berdamai dengan kondisi ini.

Saya sampai sungkan untuk tersenyum lebar. Saya hanya melempar senyum tipis.

Merasa sedih.

Tidak semua sampah terbawa ke laut, ada juga yang tersangkut di jalan-jalan. Mereka adalah pasukan sampah yang lemah. Tidak kuat melawan ombak. Memilih menyerah dengan keadaan, arus yang membawa mereka sudah lemah.

Pemerintah Kabupaten harus segera cari solusi presisi untuk perkara ini. Satu komando. Tidak apa jika belum bisa diselesaikan dari hulu ke hilir. Bertahap. Saya yakin Pemerintah Kabupaten Tuban telah dan sedang menyiapkan rencana. Kita tunggu saja. (Bersambung)