Unik! Ada Perguruan Tinggi di Pedesaan Tuban, ITB: Kami Buka Jalan Bagi Generasi Desa yang Punya Mimpi

31 May, 2025

Jurnal Papar, Tuban - Di tengah urbanisasi dan pendidikan tinggi yang lazim berpusat di kota-kota besar, hadir sebuah inisiatif yang unik, Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Tuban. Berdiri tahun 2022, institusi pendidikan dengan tagline “Change Maker” ini lebih membilih buka kampus di desa. Mengapa?

Bukan karena keterbatasan anggaran, namun ITB Tuban ingin lebih mengakar dan agar bisa mengimplementasikan visi jangka panjangnya merubah desa menjadi kota. Ini salah satu alasan ITB lebih memilih  membangun kampusnya di Dusun Jetak, Desa Jetak, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban.

Di desa yang biasanya hanya menjadi penonton dari kemajuan teknologi dan arus globalisasi, ITB Tuban menanamkan benih yang tak biasa, pendidikan tinggi berbasis teknologi dan bisnis. Terdapat lima program studi yang ditawarkan, yaitu Sistem Informasi, Bisnis Digital, Manajemen Ritel, Kewirausahaan, dan Desain Komunikasi Visual.

Program-program ini bukan hanya "kekinian", melainkan sangat relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Keberaniannya membangun jurusan jurusan tersebut di kawasan pedesaan menjadi langkah yang jarang diambil kampus lain.

Pendekatan kampus ini tidak berhenti pada proses belajar mengajar di ruang kelas. ITB Tuban hadir sebagai usaha untuk mengubah pola pikir masyarakat desa tentang pentingnya pendidikan tinggi dan potensi yang lahir dari pemanfaatan teknologi.

"Kalau kota sudah biasa, kami ingin ekonomi berputar dari desa," ungkap Wahyu Agung SetioPrabowo, Sekretaris Institut ITB Tuban saat ditemui Jurnal Papar, Sabtu, 18 Mei 2025.

Dengan hadirnya kampus, bukan hanya pendidikan yang tumbuh, tapi juga ekosistem ekonomi lokal. Mulai rumah indekos, warung makan, usaha laundry, hingga usaha kreatif warga mulai bermunculan.

Dampak ini pun mulai terasa. Menurut data internal kampus, jumlah mahasiswa terus meningkat, didominasi oleh anak-anak muda dari kecamatan sekitar seperti Montong, Kerek, Jatirogo, dan Singgahan.

“Sebelumnya angka pelajar yang melanjutkan kuliah di wilayah ini sangat kecil, bahkan tak sampai 5% per RT,” tutur Nurul Hidayatul Arif, Wakil Rektor I ITB Tuban.

Kini, dengan dukungan beasiswa seperti KIP dari pemerintah dan beasiswa internal yayasan, anak-anak dari keluarga kurang mampu pun mulai merasakan bangku kuliah. KIP mencakup biaya hidup dan kuliah, sementara beasiswa yayasan setidaknya meringankan beban biaya pendidikan.

Magang dan Pengabdian

Aktivitas mahasiswa ITB Tuban tak berhenti di kampus. Mahasiswa angkatan 2022 kini tengah menjalani program magang, 90% di antaranya tersebar di berbagai perusahaan.

“Anak-anak magang bukan hanya bagian operasional, tapi juga diminta membuat konten digital, menaikkan rating, bahkan merancang program-program digital," cetus Arif.

Program studi seperti Sistem Informasi dan Desain Komunikasi Visual (DKV) diposisikan sebagai ujung tombak inovasi. Salah satunya dibuktikan dengan capaian mahasiswa mereka yang masuk nominasi 18 besar Tubernova Award 2025.

Tak hanya itu, kampus ini juga aktif menjalin kolaborasi dengan balai desa dan puskesmas. “Kami datang ke kantor desa, kami tanya, apa yang dibutuhkan. Kalau mereka punya website tapi tak bisa mengelola, kami ajari cara menulis dan mengelolanya,” sambung Arif yang menekankan misi kampus ini adalah menyatu dengan kebutuhan warga.

Dosen Hebat, Visi Lebih Hebat

Meski masih terbilang muda, ITB Tuban telah berhasil menarik perhatian akademisi dari berbagai kampus ternama di Indonesia. Dosen-dosennya berasal dari ITS, Unesa, UPN, UGM, UNAIR, hingga ISI Jogja. Hal ini mempertegas bahwa kualitas pendidikan tak harus berbasis di Kota.

"Kami belum ada fakultas, jadi strukturnya Institut turun ke Kaprodi langsung, ada 5 prodi. Tapi kalau kegiatan mahasiswa aktif," turut Wahyu.

Saat ini, kampus tengah mempersiapkan kampus dua, menunggu lonjakan mahasiswa baru yang terus bertambah dari tahun ke tahun.

Dari Film hingga Pelatihan Digital

Langkah kampus ini juga tidak terpaku pada akademik semata. Rencana pelatihan nasional di bidang perfilman pun sedang dirancang, dengan menggandeng sutradara dan juri film kelas nasional. “Rencana ini bukan hanya untuk mahasiswa, tapi juga terbuka bagi siswa SMA/SMK dan masyarakat umum,” ujar Arif.

Selain itu, kerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja lewat Balai Latihan Kerja (BLK) juga sudah dijalankan. Pelatihan komputer untuk perangkat desa dan karang taruna menjadi agenda rutin, bukti nyata bahwa ITB Tuban menyalurkan ilmu tak hanya untuk kelas, tapi juga untuk masyarakat luas. ***