
JURNAL PAPAR, Tuban – Di tengah tumpukan novel berat bertema politik, Animal Farm karya George Orwell tampil berbeda. Hanya sekitar 120 halaman, novel ini mengangkat tokoh-tokoh hewan sebagai pemeran utama. Sekilas, buku ini mungkin tampak seperti dongeng anak-anak. Namun, di balik kesederhanaannya, tersimpan kritik sosial dan politik yang tajam.
Kisah Animal Farm berpusat pada sekelompok hewan di sebuah peternakan yang merasa tertindas oleh perlakuan manusia. Mereka pun memutuskan untuk memberontak, menciptakan tatanan baru yang mereka impikan: dunia yang adil, setara, dan dikuasai oleh sesama hewan.
Namun, sebagaimana yang sering terjadi di dunia nyata, idealisme perlahan runtuh ketika kekuasaan jatuh ke tangan yang salah. Seekor babi licik bernama Napoleon mengambil alih kepemimpinan setelah menyingkirkan rivalnya, Snowball. Dengan kecerdikannya, Napoleon menyusun strategi, menyebarkan propaganda, mengendalikan informasi, dan memutarbalikkan fakta demi mempertahankan kuasa.
Lambat laun, apa yang semula dianggap salah berubah menjadi kebenaran baru. Aturan-aturan yang dulu disepakati bersama diubah secara sepihak. Sementara itu, mayoritas hewan tetap patuh, bekerja keras tanpa menyadari bahwa mereka tengah dimanipulasi—karena keterbatasan pengetahuan dan sikap yang pasif.
Di sinilah kekuatan Animal Farm berbicara: tentang kekuasaan yang menindas, lahir dari ketidakadilan dan kebodohan kolektif. Novel ini merupakan alegori dari kekuasaan totaliter dan merupakan sindiran terhadap rezim represif. Diterbitkan pada 1945, Animal Farm terinspirasi dari Revolusi Rusia tahun 1917 dan masa kelam Uni Soviet di bawah Stalin.
Melalui gaya bertutur yang sederhana namun menggugah, Orwell menyampaikan kritik dengan cara yang tidak menggurui. Animal Farm bukan sekadar karya fiksi, melainkan peringatan dalam bentuk dongeng tentang bahaya kekuasaan tanpa kontrol dan pentingnya kesadaran kritis.
Bukan hanya untuk politikus atau aktivis, buku ini layak dibaca siapa pun yang ingin memahami bagaimana kekuasaan bekerja, dan bagaimana pengetahuan bisa menjadi bentuk perlawanan.
Berita Terkait
Tag
Arsip
Berita Populer & Terbaru








































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































Polling Online
Tidak ada polling tersedia.