Nelayan Tuban Tewas Tenggelam di Bengawan Solo, Ditemukan Setelah Dua Hari Pencarian

03 August, 2025

JURNAL PAPAR, Tuban – Kamid bin Kasduri (61), nelayan asal Dusun Mlaten, Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, ditemukan meninggal dunia setelah sempat hilang selama dua hari di Sungai Bengawan Solo, wilayah Dusun Gowok, Desa Lebaksari, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro.

Kejadian bermula pada Jumat pagi, 1 Agustus 2025. Saat itu Kamid bersama beberapa rekannya sedang menjala ikan. Saat jaring terasa berat, Kamid memilih menyelam untuk membenahi posisi jaring yang tersangkut di bawah permukaan air.

Setelah jaring berhasil dinaikkan, Kamid tak kunjung muncul. Dua rekannya, Astro Kacung dan Karmiun, kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Baureno sekitar pukul 11.30 WIB dan meminta bantuan warga.

Tim SAR Lakukan Penyisiran Intensif

Tim gabungan dari Basarnas, BPBD Tuban dan Bojonegoro, TNI, serta Polri langsung dikerahkan. Pencarian berlanjut keesokan harinya, Sabtu pagi, menggunakan metode sistem manuver "blender" untuk menyisir dasar sungai.

Proses ini melibatkan lima perahu karet milik BPBD Tuban, BPBD Bojonegoro, Basarnas, SAR MTA Bojonegoro, serta Kodim 0811 Tuban.

“Dalam laporan disebutkan, Kamid turun ke sungai untuk membenahi jaring ikan yang tersangkut. Namun setelah menyelam, ia tidak kunjung muncul ke permukaan,” jelas Sudarmaji, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban.

Jenazah Ditemukan Mengapung

Pencarian membuahkan hasil pada Sabtu siang, 2 Agustus 2025. Jenazah Kamid ditemukan mengapung sekitar lima meter dari lokasi awal ia menyelam.

“Alhamdulillah, jenazah berhasil ditemukan dan langsung kami serahkan kepada pihak keluarga. Operasi SAR resmi kami tutup,” ungkap Sudarmaji.

Pihak berwenang menduga korban sempat tersangkut di dasar sungai yang debit airnya sedang rendah, sehingga tubuhnya tidak segera muncul ke permukaan.

Pemulangan dan Evakuasi

Setelah proses evakuasi selesai, jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. Peristiwa ini menambah daftar risiko pekerjaan nelayan sungai yang kerap menghadapi bahaya saat beraktivitas di perairan besar seperti Bengawan Solo.