Guyup Rukun, Warga Perumahan Sambut Keluarga Besar Karyawan SIG di Tuban

02 July, 2025

Jurnal Papar, Tuban – Rabu malam, 2 Juli 2025, suasana di Masjid At-Taqwa Perumahan Dinas SIG, Tuban, begitu berbeda. Sebanyak 21 Kartu Keluarga jamaah haji keluarga besar SIG tiba setelah menunaikan ibadah haji, disambut kehangatan keluarga dan tetangga. Hadi Sutikno, 50 tahun, tampak sumringah meski lelah.

“Bahagia sekali, rasanya ingin kembali ke Mekkah,” ungkapnya pelan.

Penampilannya sama dengan rombongan lain: batik ungu, bawahan putih, hijab putih bagi perempuan, dan peci putih bagi laki-laki. Kompak, rapi, dan penuh makna.

Malam ini begitu ramai. Saya sendiri harus menunggu cukup lama sebelum akhirnya sempat berbincang dengan salah satu panitia penyambutan.

“Acara seperti ini sudah berlangsung lebih dari 15 tahun, Mas. Persiapannya sekitar tiga bulan, mulai dari manasik sampai malam penyambutan ini,” kata sang panitia yang memilih tak disebut namanya. Ucapannya disertai senyum kecil, mungkin menahan haru juga.

Tidak hanya warga perumahan. Bu Sri, yang tinggal jauh di Kecamatan Montong, rela datang bersama keluarga naik sepeda motor demi bertemu sanak saudara. Semua penjemput tertib berdiri di belakang police line, sabar menunggu jamaah yang tengah melaksanakan sholat sunnah di dalam masjid. Hanya sembilan menit, tapi bagi yang menunggu, terasa sangat panjang.

Suasana haru terasa kental. Tangis pecah bukan hanya dari jamaah yang baru tiba, tapi juga para pengiring. Senyum mereka lebar, tidak bisa ditutupi lagi rasa bahagianya. Seorang anak berteriak “Bapak!” sambil digendong saudara laki-lakinya, memecah kesunyian malam.

“Ayah,” “Bapak,” “Mama,” “Budhe” – teriakan rindu itu menggema di bawah langit Perumahan Dinas SIG.

Beragam penjemput datang membawa bucket bunga, snack, hingga tangan kosong yang penuh doa. Ada yang membantu mengangkat koper berisi oleh-oleh dari Tanah Haram. Semua saling berbagi bahagia.

Bu Asri, nama yang kami samarkan, bercerita sambil tersenyum, “Ini seperti reuni SMA, Mas. Ternyata saya bertemu teman lama yang juga pegawai SIG. Alhamdulillah, jadi ajang silaturahmi juga.”

Di akhir malam, semua diikat oleh pelukan dan air mata. Sebulan lebih terpisah terasa lama, dan malam itu jadi saksi betapa rindu tak pernah lekang oleh waktu. Hangat, sederhana, tapi bermakna dalam. Sebuah malam yang tak hanya merayakan kepulangan, tetapi juga menguatkan ikatan keluarga dan tetangga yang erat di hati.

Saya belum pernah melihat Warga Perumahan Dinas seguyup ini. Semoga Mabrur, Bapak, Ibu. ***