DBD Serang Tuban! Sudah 355 Kasus, Anak Usia 7-9 Tahun Rentan Kena

31 May, 2025

JURNAL PAPAR, Tuban - Peningkatan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tuban wajib diwaspadai orang tua. Pasalnya, jumlah kasus DBD terus, per Mei 2025 tercatat 355 kasus dengan korban mayoritas anak-anak berusia 7 hingga 9 tahun.

Jika ada anak yang mengalami demam tinggi lebih dari dua hari, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tuban mengimbau agar dibawa ke fasilitas kesehatan untuk menjalani tes cepat DBD. 

Antisipasi DPD

Analis Penyakit Menular dari Dinas Kesehatan P2KB Tuban, Susilowati, mengatakan menangani DBD dapat dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN), bukan hanya mengandalkan metode fogging atau pengasapan.

Sebab, menurutnya penyemprotan insektisida bersifat sementara dan jika dilakukan secara berlebihan, justru dapat membuat nyamuk Aedes aegypti menjadi kebal terhadap bahan kimia tersebut. 

“Semakin sering fogging dilakukan, nyamuk bisa menjadi resisten, dan kasus DBD bisa semakin meningkat,” kata Susilowati dikutip dari RRI, Selasa, 27 Mei 2025.

Selain itu, dirinya juga mengingatkan bahwa fogging juga bisa berdampak negatif pada kesehatan, terutama bagi anak-anak. 

Karena itu, masyarakat diimbau untuk melaksanakan PSN secara rutin dengan pendekatan 3M Plus yaitu, menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang bekas.

Warga juga diimbau melakukan tindakan tambahan seperti penggunaan kelambu, kasa nyamuk, lotion anti nyamuk, dan larvasida (abate).

“Abate ini bisa diperoleh gratis di puskesmas atau melalui bidan desa masing-masing," ucap Susi.

Dirinya juga mengingatkan, akan pentingnya mengubah kebiasaan di dalam rumah, misalnya dengan tidak menumpuk atau menggantung pakaian di kamar, karena bisa menjadi tempat bersembunyi nyamuk. 

Kenali Gejala DBD

Susi juga menekankan, terkait pentingnya orang tua untuk mengenali gejala DBD sedini mungkin. Bagi anak yang mengalami demam tinggi lebih dari dua hari disarankan segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk menjalani tes cepat DBD. 

Fase paling berbahaya dari penyakit ini biasanya muncul setelah suhu tubuh menurun, yaitu pada hari keempat hingga ketujuh. 

“Banyak orang tua merasa lega saat anak mulai tidak demam, padahal itulah masa paling kritis. Jangan buru-buru memulangkan anak dari rumah sakit,” imbuhnya.

Untuk meningkatkan efektivitas pencegahan, Dinas Kesehatan P2KB Tuban juga mendorong pelaksanaan kerja bakti serentak lintas desa. Jika hanya satu wilayah yang aktif membersihkan lingkungan, nyamuk bisa berpindah ke daerah lain. 

Karena itu, kerja sama antarwarga dan pemerintah desa sangat dibutuhkan agar penanggulangan DBD bisa dilakukan secara menyeluruh.

"Kami mengimbau masyarakat agar tidak menunda memeriksakan diri atau keluarga ke fasilitas kesehatan apabila terdapat gejala DBD. Segera periksa ke puskesmas atau layanan kesehatan terdekat,” pungkas dia. ***