Mahasiswa KKN Kelompok 27 Gelar Sosialisasi Pengendalian Hama di Desa Sidodadi Menggunakan Biyoso

01 August, 2025

JURNAL PAPAR, Tuban – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 27 Desa Sidodadi menggelar kegiatan sosialisasi pengendalian hama tanaman di Balai Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, pada Jumat 26 Juli 2025. Kegiatan dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh sekitar 50 peserta yang mayoritas merupakan petani lokal.

Program ini menjadi salah satu bentuk kontribusi mahasiswa terhadap permasalahan nyata yang dihadapi warga desa. Ketua panitia kegiatan, Irfiq Fathul Mufti, menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan mengedukasi masyarakat terkait hama dan penyakit yang menyerang tanaman seperti jagung, cabai, padi, hingga bawang merah. Hal ini sejalan dengan kondisi desa Sidodadi yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani.

"Ini kami adakan untuk edukasi masyarakat soal hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan," jelasnya.

Acara dibuka dengan sambutan dari Koordinator Desa (Kordes) KKN 27 Irfiq Fathul Mufti, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini diadakan untuk membantu petani memahami pentingnya pengendalian hama demi menjaga hasil panen. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah desa atas dukungan penuh terhadap program kerja mahasiswa.

Sambutan berikutnya datang dari Ketua GAPOKTAN sekaligus Kepala Seksi Pemerintahan Desa Sidodadi, Saiful Taqwa, S.P. Ia mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi ini memberikan tambahan pengetahuan yang sudah lama dinantikan oleh para petani, terutama mengenai metode pembuatan dan penggunaan obat hama yang lebih efektif.

Ketua Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bangilan, Da’im, juga hadir dan menyampaikan pentingnya pengendalian hama secara terpadu demi menjaga ketahanan pangan. Ia turut memperkenalkan metode baru pengendalian berbasis obat alami seperti "Bio Yoso", yang dinilai ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk menekan populasi hama tikus di sawah.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Sugito, Penyuluh Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Bangilan-Senori. Ia membahas jenis-jenis penyakit tanaman serta cara penanganannya. Sugito juga memperagakan langsung pembuatan obat Biyoso (Bio Yoso), ramuan yang diyakini mampu membuat hama tikus mandul dan gigi rontok secara perlahan. Obat ini dikenal murah dan mudah diaplikasikan oleh petani.

Bioyoso merupakan pestisida berbahan alami guna mengendalikan hama tikus. Caranya adalah ramuan Bioyoso dijadikan umpan sistemik agar dimakan tikus dan kemungkinan tikus akan mengalami kemandulan dan gigi rontok, lalu selanjutnya mati dalam kurun waktu 2 minggu.

Dalam pemaparannya, Sugito menekankan pentingnya pendekatan yang bijak terhadap hama. “Hama juga makhluk Tuhan. Maka, usirlah mereka dengan cara yang halus. Mereka tahu cara membalas,” ujarnya. Ia juga menyarankan agar petani lebih mengenal kondisi lahan dan jenis hama yang menyerang sebelum menentukan metode pengendalian yang tepat.

Antusiasme peserta terlihat tinggi sepanjang kegiatan. Perangkat desa hingga petani yang hadir menyambut baik pelaksanaan sosialisasi ini. Banyak di antara mereka mengaku mendapat pencerahan baru terkait jenis hama dan cara penanganannya. Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat mampu melahirkan dampak positif yang langsung dirasakan di lapangan.