Ring Road Tuban Rusak Berat, Publik Pertanyakan Kinerja Pemkab

31 May, 2025

PAPAR, TUBAN – Jalur Lingkar Selatan (JLS) atau Ring Road Kabupaten Tuban kembali menjadi cermin buram lemahnya pengawasan infrastruktur. Akses yang seharusnya menjadi jalur strategis pengangkutan barang justru berubah jadi ranjau jalanan: berlubang, bergelombang, dan berbahaya. Pertanyaannya, ke mana Pemerintah Kabupaten Tuban selama ini?

Kerusakan di sejumlah titik sudah terjadi sejak lama. Bahkan, warga terpaksa menanami lubang dengan pohon pisang sebagai sinyal bahaya. Ironisnya, jalur yang selesai dibangun pada 2020 itu kini sudah dalam kondisi mengenaskan—baru lima tahun digunakan, tapi sudah nyaris tak layak pakai.

Meski kerusakan kerap terjadi, respons baru datang setelah masalah viral di media sosial. Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, pun buru-buru menyampaikan bahwa perbaikan akan dilakukan tahun ini dengan anggaran Rp 4 miliar dari APBD 2025.

“Jalan Ring Road itu tahun ini dapat anggaran Rp 4 miliar dari APBD 2025. Karena jalan itu masih jadi aset Pemerintah Daerah,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

Namun pernyataan itu memunculkan pertanyaan baru. Jika jalan tersebut adalah aset Pemda dan mengalami kerusakan sejak lama, mengapa tidak dilakukan perawatan berkala? Apakah harus menunggu viral dan menuai kritik publik baru kemudian diperbaiki?

Lebih lanjut, Bupati Lindra menjanjikan perbaikan dilakukan dengan metode cor beton agar lebih tahan lama.

“Jalan itu kan selesai sudah sejak tahun 2020, makanya di tahun 2025 ini kami kuatkan lagi dengan cor,” katanya.

Penyebab kerusakan disebut akibat tanah labil dan hujan deras. Namun faktor cuaca tak bisa dijadikan alasan tunggal. Infrastruktur seharusnya dirancang tahan terhadap kondisi tersebut—apalagi jika menjadi jalur utama truk-truk bermuatan berat.

“Kemarin yang viral itu di bawah jalannya ada aliran air dan sudah dilakukan penanganan awal. Titik lain yang ditanami pisang itu dalam waktu tiga hari akan ditangani dengan uang pemeliharaan,” tandasnya.

Warga mengaku jengah dengan kondisi ini. “Sudah lama rusak, tapi dibiarkan. Kalau tidak viral, mungkin tidak ditangani juga,” ungkap Hariyanto, warga setempat.

Kini, publik menuntut lebih dari sekadar janji perbaikan. Evaluasi menyeluruh terhadap proyek-proyek infrastruktur masa lalu, pengawasan teknis, hingga audit konstruksi mutlak diperlukan. Sebab jika tidak, Ring Road hanya akan jadi lingkaran masalah yang terus berulang.