
JURNAL PAPAR, Tuban - Gedung DPRD Tuban yang biasanya identik dengan dinamika politik dan rapat kebijakan, berubah atmosfer pada Sabtu malam, 14 Juni 2025. Di ruang itu, bukan perdebatan antarfraksi yang mengemuka, melainkan diskusi mendalam tentang kitab suci dan tantangan zaman. Dalam suasana khidmat namun hangat, digelar acara Bicara Alinea, peluncuran buku Diskursus Al-Qur’an dan Tantangan Sosial Kontemporer karya Yayuk Siti Khotijah.
Lebih dari sekadar peluncuran buku, Bicara Alinea menghadirkan ruang dialog bagi seluruh lapisan masyarakat. Menjadi sebuah arena yang mempertemukan ayat-ayat langit dengan jeritan bumi, antara tafsir keagamaan dan problem sosial masa kini.
Dalam kesempatan peluncuran, penulis buku, Yayuk Siti Khotijah, mengungkapkan rasa syukur dan harunya atas hadirnya buku ini ke tengah publik. Ia menyebut karya tersebut sebagai hasil dari proses panjang yang ia tempuh selama enam tahun terakhir, berawal dari kegelisahan terhadap kondisi sosial yang makin kompleks, mulai dari radikalisme, krisis identitas keagamaan, disrupsi teknologi, hingga ketimpangan ekonomi.
“Buku ini merupakan buah dari refleksi dan analisis yang penulis susun enam tahun terakhir, atas perhatian mendalam terhadap berbagai persoalan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini seperti radikalisme, krisis identitas keagamaan, disrupsi teknologi, dan ketimpangan ekonomi. Ini merupakan kumpulan tulisan atau artikel yang pernah penulis usung dalam lomba MTQ cabang tulis ilmiah Al-Qur’an,” tuturnya.
Anggota DPR RI, Hj. Ratna Juwita Sari, yang hadir dalam acara tersebut sebagai keynote speaker menyampaikan pandangan kritis sekaligus apresiatif. Ia menilai buku ini hadir di saat yang tepat, ketika masyarakat tengah dihadapkan pada berbagai krisis, baik ekonomi, moral, maupun sosial.
“Kalau kita bicara soal Al-Qur'an, kita bicara pedoman hidup. Tapi bagaimana ustadzah Yayuk mampu membedah dan merefleksikan nilai-nilai itu dalam konteks masa kini, itu luar biasa." ujar Ratna penuh semangat. ***
Antusiasme masyarakat pun terasa kuat. Warga dari beragam latar belakang seperti santri, akademisi, mahasiswa hingga para pegiat buku hadir memadati ruangan. Mereka haus akan gagasan baru, dan buku ini hadir bak oase yang menyegarkan.
Zaki Tamami, perwakilan panitia menekankan sisi intelektual dari buku tersebut dalam sambutannya,
“Tak ada satu pun ilustrasi atau foto di dalamnya. Semua halaman penuh dengan gagasan, narasi, dan argumen.” kata Zaki dalam sambutannya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Tuban, Miyadi, turut menyampaikan dukungannya terhadap lahirnya karya ini.
“Saya memberikan apresiasi kepada Ustadzah Yayuk. mudah mudahan kita dapat mengamalkan isi buku ini, sehingga bisa menjadi secercah harapan bagi kepentingan kita bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Hj. Ratna Juwita Sari, menyambut baik antusiasme masyarakat dalam peluncuran dan diskusi buku ini. Ia melihat semangat literasi yang tumbuh di kalangan anak muda Tuban sebagai tanda positif bahwa ruang-ruang intelektual seperti ini masih dirindukan. “Saya selaku wakil rakyat dari Tuban-Bojonegoro sangat mengapresiasi, ternyata pemuda-pemuda Tuban dan berbagai kalangan merespons baik adanya bedah buku ini. Ini menunjukkan tingkat ketertarikan terhadap literasi masih cukup tinggi di Tuban, dan semoga ada kegiatan-kegiatan semacam ini selanjutnya,” ujarnya saat diwawancarai.
Buku ini secara garis besar mengangkat pentingnya menjadikan Al-Qur’an bukan hanya sebagai bacaan setelah salat, tetapi sebagai teks yang hidup dan responsif terhadap realitas. Ia mengajak pembaca untuk melihat Al-Qur’an sebagai sumber etika sosial dan peradaban yang mampu menjawab tantangan-tantangan zaman.
Dengan gaya penulisan yang tajam namun membumi, Ustadzah Yayuk menyulam ayat dengan konteks, tafsir dengan aksi, dan nilai spiritual dengan keberpihakan sosial.
Peluncuran ini pun menandai satu hal penting: bahwa bicara kitab suci tak harus selalu berlangsung di ruang ibadah. Ia bisa tumbuh subur di tengah ruang rakyat, seperti halnya di gedung DPRD Tuban malam itu, tempat tafsir bertemu realitas, dan kata-kata membuka jalan perubahan.
Berita Terkait

Gelar Seminar Film, ITB Tuban Kupas Cara Menyulap Ide Liar jadi Karya Keren di Layar Digital

Bahas SPMB Jawa Timur 2025 Jenjang SMA-SMK, Emil Dardak Akui Ada Kendala di Pengambilan PIN

Ditutup 13 Juni 2025! Simak 11 Tips Pengambilan PIN SPMB SMA-SMK 2025 Jawa Timur agar Tidak Gagal

Modernisasi Administrasi Pendidikan, Dispendik Gresik Terapkan E-Ijazah SMP Negeri-Swasta

Bupati Mas Lindra Peringatkan Kepala Sekolah SD-SMP se Tuban: Jangan Ada Pungutan SPMB 2025

Dongkrak Kualitas Pendidikan, ITB Tuban Gandeng Dosen dari Berbagai PTN Mulai Unair, ITS hingga UGM

Berlokasi di Desa, Universitas Sunan Gresik Siap Menuju Kelas Dunia dan Jadi Pusat Tecknopark

Khidmat dan Haru Warnai Wisuda Santri TPQ As-Saif Tuban, Pesannya Jangan Berhenti Mengaji

Penerimaan Murid Baru 2025-2026, Pemkab Gresik Tegaskan Tolak Suap, Gratifikasi, dan Pungli
Tag
Arsip
Berita Populer & Terbaru






































































































































































































































































































































































































































































































































Polling Online
Tidak ada polling tersedia.