
JURNAL PAPAR- Setelah persiapan singkat, kami meluncur. Menjadi baru dan orisinal. Jurnal Papar sedang mengisi bahan bakar. Itu kenapa saya absen menulis hampir seminggu. CEO muda ini hampir kehabisan bahan bakar, sehingga perlu isi ulang. Kami siap. Saya bagikan salah satu bahan bakarnya.
Baru saja menonton siniar, red-podcast dari Lao Shi, red-guru saya, Founder Disway, Dahlan Iskan dan mantan Menkopolhukam, Mahfud MD. Sering menjumpai, mengamati serta kadang meniru. Terlepas dari siniar itu, saya memang selalu dibuat takjub dengan Dahlan Iskan's way, Disway.
Mimpi
Bagaimana mereka bisa berterus terang di sana membuat saya menyadari sesuatu, pentingnya mimpi. "Ya, dulu saya seperti yang dituliskan Andrea Hirata, Laskar Pelangi dan Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara," ucap Pak Mahfud MD dalam siniar tersebut.
Mereka sama-sama sudah bermimpi untuk menjadi terkenal sejak muda. Walau awalnya Pak Mahfud MD membayangkan di Surabaya saja takut, apalagi kota hingga negara lain. Namun, dari mimpi yang berproses bukan cuma dibayangkan, semua menjadi nyata. Lihat, mereka sudah menjadi living legend di abad ini.
Sama seperti kita hari ini, mungkin Anda sedang merasa bahwa orang desa tidak berhak bermimpi tinggi, karena kondisi finansial atau mental yang belum siap. Namun, kalau boleh bertanya, yang tidak siap adalah kondisi Anda atau memang pilihan Anda adalah tidak untuk maju.
Ada banyak cara. Optimis, ya. Saya-pun seperti itu, kadang juga kalah sama diri sendiri. Kalau sakit, peluk dirinya, minta maaf sama dirinya, baru melangkah lagi. OK ? - you know when to stop.
Konsisten dan Komitmen
Saya adalah saksi hidup dari konsistensi Abah, panggilan Pak Dahlan Iskan untuk menulis setiap hari tanpa jeda di Disway. Ada kolomnya yang bisa Anda baca hingga hari ini, Catatan Dahlan Iskan. Anda juga bisa langganan E-Paper yang langsung akan dikirim melalui WhatApps Anda.
Dari dulu saya selalu malu dengan beliau. Dengan usia yang sudah senja, beliau setiap hari masih berolahraga. Bahkan, ketika di Tiongkok kemarin, dia masih menyempatkan untuk senam. Saya tentu mengintip dari cerita salah satu rekan.
Ketika menonton tadi, saya tertegun.
Teringat cerita bahwa masalah yang pernah beliau berdua hadapi jauh lebih berat dari apa yang telah terjadi kepada saya. Teringat ketika seorang memberitahu saya untuk tetap optimis, profesional, diusahakan.
"Kalau kamu sudah mengusahakan dan belum ada hasilnya, artinya kamu sedang berada di jalan yang benar."
Begitu juga Jurnal Papar yang datang tanpa undangan di Kabupaten Tuban yang berkalung emas. Begitu saja terjadi. Pikiran saya masih sama dengan saat pertama menghembuskan nafas untuk pertama kalinya, Jurnal Papar harus bisa menjadi laboratorium untuk masyarakat Tuban. Beri kami waktu, kami baru dua minggu soft launching.
Jurnal Papar di jalan yang benar. Beda, Baru, dan Orisinal. ***
Berita Terkait
Tag
Arsip
Berita Populer & Terbaru






























































































































































































































































































































































Polling Online
Tidak ada polling tersedia.