Banjir Masih Jadi Momok Warga Tuban, Apa yang Dilakukan Bupati Mas Lindra?

31 May, 2025

JURNAL PAPAR, Tuban - Banjir masih menjadi momok bagi masyarakat Tuban, Jawa Timur. Seperti terjadi baru-baru ini, banjir menggenangi empat kecamatan, yakni Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang. Padahal, warga  yang mayoritas petani ini sedang menghadapi masa tanam padi. Namun area sawah mereka terendam banjir.

Banjir yang terjadi Senin, 19 Mei 2025 ini, disebut-sebut akibat luapan air Bengawan Solo. Sungai terpanjang di Pulau Jawa ini memang membentar mulai Solo (Jawa Tengah) hingga Bojonegoro, Tuban bagian selatan, Lamongan, hingga Gresik.

Bupati Mas Lindra Kumpulkan Pejabat Tuban

Mengetahui wilayahnya tergenang banjir, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky langsung mengumpulkan sejumlah pejabat terkait di Kantor Kecamatan Plumpang pada Senin, 19 Mei 2025. Rapat ini membahas penanganan banjir di Bumi Ronggolawe.

Selain Bupati Mas Lindra, hadir dalam rapat ini antara lain Wakil Bupati Tuban Drs. Joko Sarwono, Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta para Camat dari wilayah terdampak, yaitu Kecamatan Widang, Plumpang, Rengel, dan Soko.

Bupati Mas Lindra menegaskan banjir yang terjadi di empat kecamatan ini akibat luapan debit air Bengawan Solo. Debit air yang meningkat menyebabkan daerah bantaran sungai  tersebut ikut terendam air.

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya banjir akibat kiriman air dari wilayah dataran tinggi sekitar 4 kecamatan terdampak. 

Untuk itu, Pemkab Tuban menyusun langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak dan mencegah banjir serupa di masa mendatang. Di antaranya dengan mengoptimalkan fungsi Waduk Jabung di Kecamatan Widang. Tujuannya, agar luapan air Bengawan Solo yang mengenai pemukiman dan sawah warga dapat segera tertampung di Waduk Jabung. 

Selain itu, dilakukan pula upaya revitalisasi aliran air melalui pengerukan sedimen sungai (avour) yang telah mengalami pendangkalan. 

Langkah tersebut dimaksudkan agar air Bengawan Solo tidak melebur saat terjadi kenaikan debit air, terlebih lagi saat hujan terjadi. 

Mas Lindra menyatakan penanganan banjir bukan hal baru dan telah dilakukan setiap tahunnya sebagai bagian dari upaya berkelanjutan. 

Libatkan BBWS Bengawan Solo dan Perhutani

Namun demikian, untuk tahun ini, Pemkab Tuban memanfaatkan anggaran Perubahan APBD (P-APBD) 2025 sebagai respon cepat, agar dampak banjir dapat ditekan secara signifikan.

Guna memperkuat penanganan banjir secara menyeluruh, Pemkab Tuban juga menjalin koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo serta Perum Perhutani.

Di samping langkah teknis tersebut, Pemkab Tuban juga mendorong program penghijauan di sejumlah wilayah, khususnya di kawasan dataran tinggi yang menjadi sumber aliran air saat musim hujan. 

“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan merawat alam karena alam telah memberikan banyak manfaat bagi kita,” Punkas Bupati Tuban Mas Lindra. ***