
JURNAL PAPAR, Jakarta - Kabar mengenai kondisi fiskal Indonesia kembali menjadi perhatian. Berdasarkan data dan analisis terkini, laporan Bank Indonesia (BI), data Utang Luar Negeri Indonesia pada triwulan I-2025 mencapai USD430,4 miliar, atau sekitar Rp7.100 triliun dengan kurs Rp16.500 per dolar AS.
Peningkatan ini tentu menimbulkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran mengenai keberlanjutan fiskal dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Angka Rp7.100 triliun bukanlah jumlah yang kecil.
"Secara tahunan ULN Indonesia tumbuh sebesar 6,4 persen. Lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV 2024 sebesar 4,3 persen," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dikutip dari RRI, Jumat, 16 Mei 2025.
ULN Meningkat 7,6 Persen
Posisi utang luar negeri (ULN) Pemerintah tercatat sebesar USD206,9 miliar, tumbuh 7,6 persen secara tahunan. Pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2024 yang tumbuh 3,3 persen.
Perkembangan ULN Pemerintah dipengaruhi oleh penarikan pinjaman. Selain peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional.
Masuknya modal asing melalui SBN, menurut BI, seiring kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global.
"Pemanfaatan ULN oleh Pemerintah diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN," ujarnya.
Untuk Apa Utang Indonesia?
ULN pemerintah antara lain dimanfaatkan untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 22,4 persen dari total ULN pemerintah. Selain itu untuk mendukung Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,5 persen) dan Jasa Pendidikan (16,5 persen).
Sedangkan ULN swasta tercatat sebesar USD195,5 miliar, pertumbuhannya terkontraksi pertumbuhan sebesar 1,2 persen secara tahunan. Kontraksinya lebih rendah dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 1,6 persen.
ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi. Serta dari pengadaan Listrik dan Gas dan pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 79,6 persen.
BI menilai rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terjaga sebesar 30,6 persen. ULN Indonesia juga masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7 dari total ULN. ***
Tag
Arsip
Berita Populer & Terbaru












































































Polling Online
Tidak ada polling tersedia.