
JURNAL PAPAR, Bojonegoro - Tren batik belakangan ini mengarah pada desain yang lebih simpel dan modern. Ini mengharuskan batik lokal menyesesuaikan dengan tren tersebut. Pritis Batik asal Jember, misalnya. Pelaku UMKM in menampilkan koleksi batik yang memadukan unsur budaya dan gaya kekiniani di ajang Bojonegoro Wastra Batik Festival 2025.
Berdiri sejak tahun 2011, Pritis Batik memilih anggrek sebagai ikon utama motif batiknya. Menurut Supriyati, owner Pritis Batik, bunga anggrek dipilih karena memiliki filosofi mendalam yang menjadi representasi kekuatan perempuan.
"Anggrek itu kan sekarang menjamur dan banyak disukai para wanita, warnanya juga bagus-bagus. Dari situ saya mengambil anggrek sebagai ikon dan memproduksinya, karena saya melihat bunga ini seperti wanita-wanita kuat yang tidak mudah layu," kata Supriyati ditemui Jurnal Papar di lokasi pameran di Bojonegoro, Kamis, 19 Juni 2025..
Di tengah derasnya arus mode, Pritis Batik terus berusaha menyesuaikan diri dengan tren pasar. Menurutnya, dunia batik tak bisa hanya bergantung pada model lama. Anak muda perlu dikenalkan batik lewat pendekatan yang lebih sesuai dengan gaya mereka, seperti model outer, obi belt, atau potongan busana batik yang simpel namun tetap elegan.
"Tren batik setiap tahun pasti berubah. Kalau produksinya hanya itu-itu saja, anak muda tidak akan tertarik. Kita berusaha agar mereka menyukai dan mau memakai batik,” tambahnya.
Dalam upaya mempertahankan bisnis dan memperluas pasar, Pritis Batik aktif mengikuti berbagai pameran dan festival batik, salah satunya yang diadakan di Bojonegoro ini. Ia berharap semakin banyak generasi muda yang peduli dan turut melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa.
"Padahal batik Indonesia sudah dikenal mancanegara, tapi anak muda kita sendiri masih jarang yang meminatinya. Mungkin harus ada ide-ide segar dari mereka untuk disampaikan ke pengrajin, agar batik bisa lebih sesuai dengan minat mereka,” tuturnya.
Dengan semangat tersebut, Pritis Batik tak hanya menjual produk, tetapi juga menyampaikan pesan, bahwa batik adalah identitas yang bisa terus hidup jika ditekuni dengan inovasi dan semangat kolaboratif lintas generasi. ***
Berita Terkait

The Coastal Bloom Tampilkan Branding Visual Simbolik, Bunga Mawar Jadi Bahasa Estetika dan Emosional
Tag
Arsip
Berita Populer & Terbaru




























































































































































































































































































































































































































































































































































































































Polling Online
Tidak ada polling tersedia.