2 Ojol Tewas Tragis di Gresik, Anggota DPRD Jatim: Ini Jeritan Rakyat yang Harus Didengar Negara

29 July, 2025

JURNAL PAPAR, Surabaya - Dua driver ojek online (Ojol) yang meninggal dunia secara tragis menjadi perhatian Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati. Ia mendorong perlindungan hukum dan jaminan sosial bagi pekerja sektor informal.

Dua pengemudi Ojol ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan pada hari yang sama, Minggu, 27 Juli 2025. Korban pertama adalah seorang pria asal Surabaya yang ditemukan tewas gantung diri di sebuah masjid daerah Gresik, diduga akibat tekanan ekonomi. 

Sedang korban kedua adalah seorang perempuan asal Sidoarjo yang ditemukan tak bernyawa, tubuhnya dibungkus plastik dan kardus di kawasan Kedamaian, Gresik. 

Kedua kejadian ini menyayat hati dan menyita perhatian publik. Salah satunya Lilik Hendarwati. Ia menyatakan keprihatinan mendalam atas tragedi tersebut. Dalam pernyataan resminya, ia menyebut kejadian ini sebagai “jeritan sunyi dari jalanan” yang harus didengar dan ditindaklanjuti oleh negara.

“Dalam sepekan ini, hati kita tercabik menyaksikan dua tragedi memilukan menimpa para pekerja ojek online. Satu ditemukan gantung diri karena tekanan hidup yang mencekik, satu lagi dibunuh saat berjuang mengais rezeki,” ujar Lilik, legislator dari Dapil Surabaya, Selasa, 29 Juli 2025, seperti dilansir dprd.jatimprov.go.id.

Menurutnya, kedua korban bukan sekadar pengemudi. Mereka adalah pejuang nafkah, ayah dan ibu dari keluarga yang menggantungkan harapan pada pekerjaan mereka.

“Duka ini bukan hanya milik keluarga mereka, tapi milik kita semua. Ini potret getir dari kondisi sosial-ekonomi dan keamanan kita hari ini. Jika negara belum mampu memberi kesejahteraan yang layak, maka paling tidak: beri mereka rasa aman,” tegasnya.

Lilik Hendarwati mendorong pemerintah untuk tidak lagi menutup mata terhadap kerentanan para pekerja informal. Ia mengusulkan beberapa langkah strategis. Perlindungan hukum dan keamanan bagi pengemudi ojol dan kurir, sistem pengaduan dan perlindungan berbasis komunitas, skema jaminan sosial dan bantuan produktif untuk pekerja harian.

Selain itu, penyediaan titik istirahat aman dan fasilitas publik ramah ojol serta pemberdayaan ekonomi bagi perempuan pekerja informal.

“Negara tak boleh kalah oleh keheningan derita warganya. Jangan tunggu tragedi berikutnya untuk membuat kita sadar,” ujarnya.

Lilik juga mengajak masyarakat untuk saling peduli dan tidak mengabaikan keberadaan para pekerja informal yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.

“Perjuangan kalian bukan hal remeh. Kalian adalah penopang ekonomi keluarga dan masyarakat. Kami dengar suara kalian, dan kami akan terus suarakan hak kalian,” pungkas Lilik. ***

Komentar