Kisah Inspiratif! Lulusan SD dan Bekerja sebagai ART, Susi Lesthari Harumkan Tuban dengan Buku Cerita Cinta

17 May, 2025

JURNAL PAPAR, Tuban - Kisah inspiratif ditunjukkan Susi Lesthari, perempuan asal Desa Tawun, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban. Meski hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) dan bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART), Susi bisa mengharumkan nama Tuban.

Melalui karya buku yang diterbitkannya, Susi Lesthari mengeksplarasi Tuban dengan cerita-cerita cinta menarik yang bisa dinikmati para pembaca.

Salah satu buku yang diterbitkan Susi berjudul "Mas Nata lan Kuto Tuban". Buku ini berkisah tentang Raden Nata, seorang pemuda yang mencintai gadis pujaannya sejak SMA dan akhirnya dipertemukan kembali di usia matang, 25 tahun. 

Namun, bukan cuma kisah cinta sejoli yang menarik. Latar Tuban yang menjadi panggung utama, justru memberikan warna yang berbeda di buku ini.

“Banyak novel memakai latar kota besar seperti Jakarta atau Bandung. Tapi kami ingin menunjukkan bahwa Tuban juga punya cerita, budaya, dan sejarah yang tak kalah menarik untuk dikenalkan pada khalayak luas,” ucap Susi dikutip dari laman resmi Pemkab Tuban, Minggu, 11 Mei 2025.

Promosi Buku lewat TikTok

Dalam proses kreatifnya, Susi tidak sendiri. Ia dibantu temannya, sebut saja Iis, seorang konten kreator TikTok yang aktif mempromosikan karyanya. Melalui platform itu, buku-buku Susi menjadi dikenal masyarkat luasd.

Kata Susi, keindahan dan nilai-nilai lokal yang ada di Tuban belum banyak terekspos dalam karya sastra. Karena itu, ia memutuskan untuk menjadikan Tuban sebagai latar utama dalam buku keduanya, setelah sebelumnya sukses dengan cerita berlatar Surabaya.

Refleksi Sosial Masyarakat Tuban

Tak hanya itu, Susi juga menyisipkan refleksi sosial dalam cerita—mengangkat berbagai dinamika masyarakat Tuban yang kerap luput dari perhatian. 

“Saya ingin mengajak pembaca untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan lebih peka terhadap keadilan,” lanjut dia.

Sebagai warga asli Tuban, Susi menyampaikan rasa bangganya atas kemajuan yang terus dialami kota "Bumi Wali" ini. Ia berharap bukunya bisa menjadi inspirasi bagi pemuda-pemudi Tuban untuk lebih aktif dan kreatif, demi kemajuan bersama.

“Kota yang hebat bukan hanya yang punya banyak fasilitas, tapi juga yang masyarakatnya bergerak dan berkarya. Lewat buku ini, saya ingin berkontribusi mengenalkan Tuban ke seluruh penjuru,” tutup Susi. ***