Ekonomi Jawa Timur Menggeliat! Nilai Impor Kuartal Pertama 2025 Bukukan 9,68 Miliar Dolar AS

07 June, 2025

JURNAL PAPAR, Surabaya - Aktivitas impor di Jawa Timur (Jatim) menunjukkan tren positif pada kuartal pertama tahun 2025. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat nilai impor Jatim pada Januari hingga April 2025 secara kumulatif meningkat 1,61 persen dibandingkan periode sama tahun 2024. 

Peningkatan ini memberikan sinyal optimisme terhadap geliat ekonomi di provinsi tersebut, meskipun tantangan global masih membayangi.

"Nilai impor Jawa Timur Januari hingga April 2025 senilai 9,68 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan sebesar 1,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024," ujar Kepala BPS Jatim, Zulkipli dikutip dari laman resmi Kominfo Jatim, Sabtu, 7 Juni 2025.

Sejalan dengan total impor, Zulkipli menjelaskan, nilai impor nonmigas yang mencapai 7,96 miliar dolar AS juga mengalami peningkatan sebesar 10,33 persen. 

"Impor Jawa Timur bulan April 2025 mencapai 2,69 miliar dolar AS atau sebesar naik 21,51 persen dibandingkan April 2024," jelas Zulkipli.

Untuk impor nonmigas, Zulkipli menerangkan, Jawa Timur saat ini tercatat 2,35 miliar dolar AS atau naik 39,49 persen, sedangkan impor migas tercatat 344,66 juta dolar AS atau turun 35,27 persen dibandingkan April 2024.

Impor Non Migas 

Dari sepuluh komoditas dengan nilai impor nonmigas terbesar Januari hingga April 2025, Zulkipli menyebutkan, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah perhiasan atau permata yang meningkat 530,78 juta dolar AS atau setara dengan naik 337,22 persen, dibandingkan periode yang sama tahun 2024. 

"Sementara yang mengalami penurunan terbesar adalah serealia, yang turun mencapai 439,52 juta dolar AS atau setara turun 53,05 persen, dibandingkan periode yang sama tahun 2024," sebut Zulkipli.

Komoditas lainnya yang juga mengalami peningkatan terbesar selanjutnya, Zulkipli mengatakan, pupuk (HS 31) yang naik sebesar 90,94 juta dolar AS atau 31,97 persen, dan komoditas mesin dan peralatan mekanis (HS 84) yang naik sebesar 138,85 juta dolar AS atau 20,49 persen dibandingkan periode Januari hingga April 2024. 

"Komoditas pupuk paling banyak diimpor dari negara Fed Rusia mencapai 113,89 juta dolar AS dan Kanada mencapai 97,05 juta dolar AS. Selanjutnya, komoditas mesin dan peralatan mekanis paling banyak diimpor dari negara Tiongkok mencapai 391,80 juta dolar AS dan Jerman mencapai 74,78 juta dolar AS," kata Zulkipli.

Selama Januari hingga April 2025, Zulkipli mengungkap, impor dari sepuluh golongan barang (HS 2 digit) non migas memberikan kontribusi 59,17 persen terhadap total impor nonmigas. 

"Dari sisi pertumbuhan, impor sepuluh golongan barang tersebut naik 10,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024," ungkap Zulkipli.

Sedangkan berdasarkan golongan penggunaan barang, Zulkipli menjabarkan, impor bahan baku atau penolong selama Januari hingga April 2025 mencapai 7,92 miliar dolar AS atau setara dengan naik 1,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. 

"Sementara itu, impor barang modal mencapai 723,42 juta dolar AS atau naik 14,16 persen dan impor bahan konsumsi mencapai 1,04 miliar dolar AS turun 7,64 persen dan dibandingkan periode yang sama tahun 2024," ujar Zulkipli.

Neraca Perdagangan Jatim

Setelah pengukuran ekspor dan impor yang diketahui sama-sama mengalami kenaikan pada April 2025, Zulkipli pun memaparkan, pergerakan neraca perdagangan Jawa Timur selama bulan Januari - April 2025 yang kembali mengalami defisit yaitu mencapai 1,37 miliar dolar AS. 

"Defisit neraca perdagangan Jawa Timur tersebut, disebabkan nilai impor lebih tinggi dibandingkan nilai ekspornya," ujar Zulkipli.

Ia menyebut, telah tercatat bahwa, nilai impor Jawa Timur pada Januari hingga April 2025 mencapai 9,68 miliar dolar AS, sedangkan nilai ekspornya mencapai 8,31 miliar dolar AS. 

"Secara lebih detail, defisit neraca perdagangan Jawa Timur dari Januari hingga April 2025 disebabkan oleh kinerja perdagangan sektor migas yang mengalami defisit," sebut Zulkipli.

Defisit perdagangan pada sektor migas, dikatakannya, mencapai 1,51 miliar dolar AS. Sementara itu kinerja sektor nonmigas masih mengalami surplus sebesar 139,26 juta dolar AS dimana nilai ekspornya sebesar 8,10 miliar dolar AS yang berarti lebih tinggi dibandingkan nilai impornya sebesar 7,96 miliar dolar AS. 

"Secara umum, kinerja sektor migas perlu diperbaiki agar neraca perdagangan Jawa Timur dapat berubah menjadi surplus," pungkas Zulkipli. ***