
Teater Nanggala yang bawakan Sorak tor se asat pada gelaran Eksotika Bromo 2025. (Foto: Papar/Ghofuur Eka)
JURNAL PAPAR, Probolinggo – Lautan pasir Gunung Bromo sore itu tak hanya menyuguhkan panorama eksotis. Ia berubah menjadi dermaga cerita, panggung terbuka yang menyambut pertunjukan sendratari Sorak Tor Se Asat dari Teater Nanggala Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Sebuah sajian seni yang menyatukan musik daul, tari, dan narasi mendalam tentang kehidupan masyarakat pesisir Madura.
Dentuman musik daul menghentak. Para penari muncul satu per satu, mengangkat jaring, menyuguhkan gerakan yang menggambarkan dinamika kehidupan laut. Namun, ini bukan sekadar pertunjukan estetika. Sorak Tor Se Asat adalah panggung refleksi. Tentang laut dan manusia, tentang waktu yang pasang surut, dan tentang keseimbangan yang terus diuji.
Simbolisme di Balik Gerak
Pementasan dibuka dengan gambaran aktivitas keseharian masyarakat pesisir: melaut, berjual beli, berbagi hasil tangkapan. Namun di balik gerakan yang mengalir, terselip makna yang lebih dalam. Bahwa dalam hubungan antara darat dan laut, manusia bukan penguasa tunggal—melainkan bagian dari siklus besar kehidupan.
“Kami ingin menyampaikan bahwa segala sesuatu yang pasang, pasti akan surut. Dan sebaliknya,” ujar Jayanti, Ketua Umum Teater Nanggala, saat ditemui usai pertunjukan. “Manusia harus memahami batas, bukan menaklukkannya.”
Dalam narasinya, Sorak Tor Se Asat menyentuh sisi kontemplatif: akal yang semula dipakai untuk bertahan hidup, perlahan berubah menjadi alat eksploitasi. Ada kerusakan bentuk, pergeseran nilai, dan dominasi atas alam.
Namun di balik semua itu, terselip harapan. Bahwa kebijaksanaan dalam bahasa Madura disebut kata pinta bisa menjadi pondasi hubungan yang adil antara manusia dan lingkungan.
Musik Daul: Irama yang Menggetarkan Dingin Bromo
Di tengah kabut Bromo yang kian menebal, musik daul tetap berderap kuat. Instrumen tradisional Madura ini bukan hanya pengiring, tetapi juga jantung pertunjukan. Menghidupkan semangat masyarakat pesisir yang keras namun bersahaja.
“Daul bukan sekadar musik. Ia bahasa, ia petuah, ia ritme hidup masyarakat kami,” jelas Jayanti. Lirik-lirik dalam bahasa Madura menyisipkan nilai, membentuk jalinan komunikasi antara penampil dan penonton. Antara budaya dan ruang yang lebih luas.
Perjalanan Penuh Arti dari Bangkalan ke Bromo
Tak mudah membawa seluruh tim Teater Nanggala dari Bangkalan ke Bromo. Jarak dan suhu menjadi tantangan tersendiri. Namun semangat mereka tak goyah. Dua pekan penuh latihan dilakukan sebelum keberangkatan.
“Bukan semata ingin tampil sempurna, tapi karena kami sadar, kami membawa warisan,” kata Jayanti. Warisan budaya, identitas daerah, dan semangat masyarakat Madura yang ingin mereka perkenalkan pada panggung nasional.
Eksotika Bromo 2025 menjadi ajang berharga. Tak hanya bagi Teater Nanggala, tapi juga bagi para penonton yang hari itu datang dari berbagai penjuru. Mereka disuguhi narasi budaya yang tak biasa. Narasi yang mengajak untuk berpikir, merasa, dan merenung.
Panggung yang Menyentuh Jiwa
Sorak Tor Se Asat bukan hanya pertunjukan seni. Ia adalah cermin tentang manusia: antara mencipta dan menghancurkan, antara menjaga dan menguasai. Dalam panggung yang megah namun sederhana, Teater Nanggala berhasil menyampaikan esensi kehidupan masyarakat Madura.
Dan ketika musik daul berhenti, tepuk tangan menggema. Tapi pesan dari laut belum selesai. Ia menetap, menyelinap dalam angin dingin Bromo, menempel dalam ingatan, dan terus berbisik: bahwa hidup adalah tentang keseimbangan.
Tag
Berita Terkait

Paparan Khusus
Seri Eksotika Bromo (10): Jejak Tradisi di Lautan Pasir, Tarian Ksatria dari Sidoarjo

Paparan Khusus
Eksotika Bromo 2025 (Seri 7): Kolaborasi Seniman dan Masyarakat Tengger, Jadi Magnet Wisata Luar Biasa

Paparan Khusus
Eksotika Bromo (Seri 6): Surga Fotografi, Keindahan di Pinggiran Jalan Menuju Mentigen Hill

Paparan Khusus
Eksotika Bromo 2025 (SERI 4): Ketika Joko Seger dan Roro Anteng Menari di Panggung Bromo

Paparan Khusus
Eksotika Bromo 2025 (Seri 3): Tempat Sujud Manusia Gunung yang Jadi Panggung Olivia Zalianti
Tag
Arsip
Berita Populer & Terbaru


















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































Polling Online
Tidak ada polling tersedia.