Polemik Klenteng Tertua di Tuban Memanas, Ada Dugaan Intervensi Eksternal

09 June, 2025

JURNAL PAPAR, TUBAN — Konflik internal di salah satu klenteng tertua di Tuban kembali membara. Meski pemilihan pengurus baru telah digelar sesuai Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART), sengketa belum mereda. Kepengurusan baru yang dipimpin Tjong Ping dituding tidak sah oleh kelompok yang menolak hasil pemilihan.

Pemilihan berlangsung beberapa waktu lalu dan telah menghasilkan struktur kepengurusan resmi. Saat ini, tinggal menunggu legalisasi akta. Namun, sejumlah pihak menuding pemilihan cacat prosedur.

Yudi Susanto, tokoh yang terlibat dalam proses internal klenteng, menilai pihak penolak inkonsisten dan tidak jujur sejak awal.

“Kalau memang ada niat memperpanjang masa jabatan lama, kenapa tidak disampaikan sebelum pemilihan? Kenapa baru ribut setelah kalah?” tegas Yudi, Senin (9/6).

Adu mulut bahkan sempat memanas menjadi aksi dorong-dorongan saat pemungutan suara di Gedung Ningrat, Tuban. Yanto, perwakilan dari Surabaya, disebut menghalangi rombongan Tjong Ping saat hendak sembahyang. Aparat TNI-Polri turun tangan melerai situasi yang sempat ricuh di depan awak media.

Usai pemungutan suara, hasil pemilihan langsung dibawa ke klenteng untuk prosesi sumpah jabatan secara adat. Namun kelompok penolak tetap bersikukuh menolak hasilnya.

“Mereka selalu bilang ‘mau damai’, tapi maksudnya apa tidak jelas. Kalau klenteng dibiarkan tanpa kepemimpinan yang sah, umat mau diarahkan ke mana?” tanya Yudi.

Sebelumnya, upaya mediasi sempat dilakukan oleh pihak Ditjen Bimas Buddha, namun gagal mencapai titik temu. Yudi bahkan menuding ada upaya intervensi dari kelompok konglomerat luar daerah.

“Kalau kepengurusan lama dikembalikan, lalu untuk apa kita pemilihan? Masa jabatannya sudah habis. Ini langkah konstitusional. Kami hanya jalankan AD/ART,” tambahnya.

Sementara itu, Tjong Ping menolak diwawancarai. Saat dihubungi di kediamannya, ia mengaku dalam kondisi tidak sehat.

“Saya sedang diinfus, tidak enak badan. Silakan bicara dengan tim saya,” katanya singkat, sambil menunjukkan luka di bagian dada.

Hingga saat ini, konflik belum menemui jalan damai. Kedua kubu masih bersikukuh. Solusi kini bergantung pada kejelasan hukum dan kemauan semua pihak untuk duduk bersama.